Senin, 31 Oktober 2011

Lapanganku Bertaraf Internasional

Pada tanggal 6 Oktober 2011, saya mengamati keadaan lapangan SMA 1 Salatiga yang dalam proses pembenahan. Pada hari itu lapangan sudah terbentuk, lapangan berukuran persegi panjang dengan pasir yang menghampar luas, dikelilingi pembatas  luar yang diisi dengan serpihan batu bata sebagai arena lintasan lari, dan rumput-rumput dan pepohonan yang memulai memberikan suasana hijau dan sejuk di lapangan SMA 1 Salatiga.
Saat itu matahari sudah berada tepat di atas, udara panas menghantui para pekerja yang sedang bekerja. Menurut pengamatan saya, ada delapan pekerja yang bekerja dengan tugasnya masing-masing, diantaranya, dua pekerja menanam rumput satu persatu, dua pekerja menyiram rumput yang sebagian sudah ditanam, dua pekerja menanam tanaman hias yang berada di luar lapangan utama, dua orang memasang tiang bendera, dan satu pekerja meratakan pasir di lapangan utama.
Pekerjaan ini terbilang berat karena membutuhkan daya juang yang tinggi mengingat udara saat itu cukup panas. Dengan modal kesabaran, para pekerja terus melakukan apa yang menjadi tugasnya. Pada penanaman rumput yang hanya dilakukan oleh dua orang terbilang mustahil, karena mereka harus menanam rumput satu persatu untuk daerah lapangan yang luas. Rumput yang ditanam di lapangan utama sangat bagus, dapat ditanam dengan bantuan media pasir. Rumput itu disiram dengan air secara terus-menerus. Lapangan utama belum terlihat adanya tanda-tanda kehidupan dari rumput itu, terlihat rumput mulai mengering walaupun sudah disirami oleh pekerja. Terlihat lapangan masih berwujud pasir dan terlihat gersang. Tiang bendera sudah dibuat dan hanya bagian pemasangannya. Saat itu para pekerja sedang berusaha untuk menegakkan tiang bendera tersebut agar berdiri kokoh yang nantinya akan digunakan untuk pengibaran bendera merah putih saat upacara bendera.
Untuk keadaan sekeliling lapangan memang masih terlihat kacau, terlebih bangunan yang baru diratakan, masih terlihat kotor, gersang, dan runtuhan-runtuhan yang belum dibersihkan. Rumput juga ditanam diluar lapangan utama, tetapi tidak sekelas rumput di lapangan utama tersebut. Rumput itu bernama rumput gajah. Penanaman rumput gajah masih dilakukan tetapi sejauh mata memandang, penanaman rumput gajah belum merata, masih ada lahan yang sama sekali belum ditanami rumput tersebut. Keberadaan pohon pun masih sedikit, dan terkesan gersang karena selain jumlah pohon yang sedikit, masih ada lahan di mana belum ada pohon yang ditanam, dan juga beberapa pohon yang rantingnya ditebang, yang menambah suasana gersang.
Secara keseluruhan memang terlihat lapangan SMA 1 Salatiga masih berada dalam tahap dua yakni memulai proses penghijauan. Keadaan ini akan terus berkembang seiring waktu berjalan, dan tidak lama lagi SMA 1 Salatiga memiliki lapangan sekolah yang bertaraf internasional.  
    
DANNI WAHYUDI MANTA X8-8

Minggu, 30 Oktober 2011

Hijau Lapanganku


Persegi panjang berukuran 40  60m yang membentang luas didepan mataku adalah lapangan baru milik SMA 1 Salatiga yang katanya lapangan bertaraf internasional. Bagaimana tidak kabarnya untuk membeli rumputnya saja membutuhkan biaya hingga 250 juta. Hari ini tepatnya tanggal 6 Oktober  2011 sedang ada 6 orang pekerja yang sedang melaksanakan tugasnya masing – masing. Ada 2 orang yang sedang menanam rumput satu demi satu, ada 2 orang yang sedang menyirami rumput menggunakan selang berwarna hijau bening yang disambung denga selang berwarna biru susu, ada pula seorang pekerja yang sedan meratakan pasir sebagai dasar dari lapangan tersebut, dan satu orang lagi terlihat sedang memasang tiang bendera yang baru.
Sejauh mata ini memandang, hanya terdapat padang pasir vulkanik yang gersang diselingi beberapa rumput hijau di seperempat bagian lapangan, disekelilingnya terdapat lapangan running berwarna merah bata. Dan di bagian terluarnya terdapat lintasan untuk pejalan kaki yang terbuat dari paving. Indah bukan? Di sebelah selatan lapangan terdapat lahan kosong yang kabarnya akan dibangun mushola baru, dan bebeerapa pohin yang telah digunduli. Di bagian barat terdapat tiang bendera baru dan beberapa pohon seperti sagu dan sebuah pohon paruh baya berdaun lebat. Di bagian barat laut terdapat pohon terbesar di lapangan smansa yang menjadi pohon yang sering digunakan untuk latihan ekstrakulikuler JB (jaga bumi). Kemudian di bagian utara terdapat dua buah pohon jambu yang sedang berbuah lebat. Dan terakhir di bagian timur lapangan terdapat beberapa bunga dan pohon mangga, di bagian inilah tempat yang paling teduh dan sedap dipandang mata dan nyaman sebagai tempat “nongkrong”. Tak saabr rasanya ingin segera melihat lapangan smanssa yang hijau, teduh dan sejuk ^^

(Ailsa Devina R. x-8/04)

Lapangan SMA Negeri Satu Salatiga

Begitu ku keluar dari ruang kelas, angin yang kencang dari lapangan langsung menyambutku. Lapangan yang terletak di antara bangunan kelas yang bertingkat ini sedang direnovasi .  Lapangan ini akan menjadi lapangan multifungsi . karena selain terdapat lapangan utama yang akan dipakai untuk upacara, di lapangan ini juga dibuat lintasan lari yang terbuat dari pasir merah yang mengelilingi lapangan utama SMAN 1 Salatiga.  Selain itu dibuat  juga lintasan untuk jalan yang dipaving di sekeliling lintasan lari yang bisa  membuat rasa nyaman ketika jalan di sana.  
Dari depan kelasku, terlihat delapan tukang yang sedang bekerja keras dalam  pembangunan lapangan SMAN 1 Salatiga. Diantaranya dua tukang sedang menyiram rumput yang baru ditanam, dua tukang sedang menanam rumput ditengah lapangan , satu tukang sedang meratakan tanah, dan tiga tukang yang sedang memeriksa tiang bendera yang merupakan sumbangan dari alumni.
Di sekitar lapangan juga terlihat pohon-pohon yang tumbuh di sekitar lapangan seperti pohon apel belanda, pohon apel jawa, pohon rambutan, pohon jambu air, pohon mangga, dan masih banyak lagi yang bisa membuat hawa para siswa maupun guru di sekitar lapangan lebih sejuk dan teduh. Selain itu terlihat juga rumput gajah yang mulai tumbuh dan menghijau serta terdapat tanaman hias yang membuat lapangan SMAN 1 Salatiga terlihat lebih cantik dan indah.
Berbeda dengan suasana di seberang lapangan yang kulihat dari depan kelas tepatnya lapangan kecil di depan gedung kelas XII yang terlihat sangat gersang di banding lapangan utama SMAN 1 Salatiga.  Dari kejauhan terlihat  empat pohon yang telah ditebang cabangnya serta tanah lapangan yang gersang.
Akhirnya bel masuk kelas pun berbunyi. Aku bergegas masuk ke kelas dan meninggalkan lapangan dengan sejuta harapan. Aku   berharap lapangan ini cepat selesai pembangunannya agar para warga SMAN 1 Salatiga dapat menggunakan lapangan ini lagi.

Nama             : Firdha Amelia Tryastuti
Kelas              : X 8
No. abs          : 13

Kamis, 27 Oktober 2011

Lapanganku, Lapanganmu, Lapangan Kita (Oleh : Kurniawan Bangkit P / X8-22 )



          Pada tanggal 7 Oktober 2011, lapangan SMA 1 sedang dalam masa pembangunan, guna memperbaiki kualitas fisik sebagai sekolah yang berstandar internasional. Lapangan ini dibangun dengan model yang berbeda dari sebelumnya, yaitu dengan rumput yang ditanam secara rapi beserta bunga-bunga yang ditanam di sekelilingnya, sehingga diharapkan mampu memberi kenyamanan dan kesan yang lebih menarik bagi pengguna lapangan.
          Lapangan tersebut kira-kira berukuran 54x28,5 meter. Setengah dari lapangan telah ditanami rumput, dan setengah yang lain masih dalam tahap penanaman. Di tengah lapangan, tampak tali rafia  berwarna biru, hitam, putih dan merah muda yang tertali rapi membagi lapangan menjadi petak-petak kecil. Di sebelah barat lapangan, terdapat tiang bendera yang sedang dipasang, tiang bendera tersebut merupakan sumbangan dari alumni SMA 1 tahun 1979. Di sebelah timur lapangan, terdapat lima buah karung yang berisi batu dan pasir yang akan digunakan sebagai pondasi lapangan. Di sebelah utara lapangan, tampak seorang bapak yang sedang berjalan di pinggir lapangan, sambil membawa telepon genggamnya. Disebelah utara lapangan, terdapat siswa-siswi kelas X8 yang sedang mengamati keadaan lapangan yang sedang dibangun.
          Lapangan tersebut dibangun oleh para pekerja yang mempunyai semangat yang tinggi, yang mencari nafkah di bawah terik matahari. Di tepi lapangan, dibuat sebuah trotoar kecil beralaskan tanah yang mengelilingi lapangan, dengan lebar kira-kira dua meter. Di sekeliling lapangan, telah tertanam bunga-bunga segar  berwarna merah, jingga, putih dan ungu yang berjajar rapi dan penuh keceriaan.
          Lapangan SMA 1 saat ini memang terlihat masih gersang.  Namun, beberapa bulan kemudian, lapangan SMA 1 akan menjadi lapangan yang hijau dan  segar yang akan menambah kesejukan jiwa. :)

Lapangan Kebanggaan Sekolahku

Lapangan SMA 1 Salatiga sedang dalam pembangunan. Situasi dan kondisi terlihat sangat mendukungadanya pembangunan. Di sebelah utara lapangan terdapat hamparan rumput gaah yang masih kecil, namun dari luas lahan yang disediakan untuk menanam ruput gajah baru separuhnya yang sudah ditanami. Sebelah timur lapangan teronggok 4 buah karung putih yang berjejer di atas lintasan lari.  Di sebelah selatan tumbuh 4 pohon tanpa daun. Dan di sebelah barat berdiri dengan kokoh tiang bendera yang sedang diperbaiki alasnya oleh pekerja. Di sekeliling lapangan terdapat lintasan lari yang berwarna oranye khas warna batu bata. Ditambah dengan paving untuk pejalan kaki yang mengelilingi lintasan lari dengan panjang kira-kira ¾ dari luas lapangan.

Cuaca yang bersahabat dan suhu udara yang nyaman terlihat mengiringi aktifitas di sekitar lapangan. Mulai dari aktifitas pekerja, murid, ataupun guru. 2 orang pekerja terlihat sedang menyirami bagian dalam lapangan menggunakan selang berwarna hijau muda dan hijau tua. Di dekatnya ada 2 orang pekerja yang menanam rumput di lapangan dan 1 orang pekerja sedang meratakan pasir untuk media menanam rumput. Sarana untuk memudahkan pekerjaannya para pekerja membentangkan raffia berwarna hitam dan biru dengan lebar kira-kira 1m melintang di atas lapangan. Di bawah tiang bendera ada 2 orang ekerja yang sedang mendapat penjelasan dari mandor. Kemudian salah satu dari pekerja tersebut mengukur panjang tiang bendera. Dan di dekat ruang piket ada 2 orang pekerja yang sedang menata tanaman. Bersamaan dengan itu Bapak Tikno sedang survei mengelilingi lapangan dengan temannya. Inilah aktifitas-aktifitas yang terjadi pada hari Kamis. Inilah lapangan sekolahanku tercinta. Semoga kedepannya lapangan ini dapat memperindah sekolahku.

Inna Zulfa K X8/18

Rabu, 26 Oktober 2011

Deskripsi Lapangan Upacara (Andreas Bayu A.)



SMA Negeri 1 Salatiga, sebuah sekolah yang saat ini sedang aku duduki bersama teman – teman baruku. Berbeda dari sebelumnya, kini sekolah ini tengah mengerjakan salah satu perbaikan utama guna memperbaiki sarana prasarananya, yaitu lapangan upacara. Aku telah meninjau di salah satu sudut sisi lapangan tersebut, tepatnya pandangan dari depan kelas X - 8 yang menghadap ke arah barat pada tanggal 6 Oktober 2011 sekitar pukul 10.45 WIB.
Pertama kali ketika aku memandangi lapangan tersebut, terlihat sebuah lapangan berselimut pasir yang berukuran ± 54 m x 28,5 m. Juga para pekerja yang sedang melakukan penanaman rumput disana. Tampaknya mereka sedang menanami rumput gajah untuk lapangan tersebut, dan untuk di sekelilingnya mereka menanami rumput raja. Tak hanya itu, berbagai aktivitas juga dilakukan oleh para pekerja lainnya, seperti misalnya dua orang di depan pandanganku yang tengah menyirami tanaman guna mempercepat pertumbuhan rumput – rumputnya dan ada juga yang meratakan pasir untuk memudahkan proses penanaman dan pertumbuhan rumput tersebut.
Sekitar empat pohon yang mati, dan beberapa pekerja yang sedang mengergaji pohon juga ada dalam pandangan jauhku saat itu, pohon – pohon itu berada di pinggir lapangan tersebut. Berbeda saat aku memandangi samping kiriku, terdapat pohon jambu air, dan pohon mangga dengan beberapa batu – batuan serta tanaman – tanaman kecil yang tertata rapi sebagai penghias alaminya. Lalu, pada pandangan samping kananku terdapat juga berbagai pohon seperti pohon apel jawa, apel belanda, jeruk, rambutan aceh dan pohon ketapeng yang berada persis di samping tiang bendera lapangan tersebut.
Tak lupa, lapangan ini juga memiliki sebuah lintasan lari beralaskan bubuk – bubuk  bata berwarna oranye kecoklatan disekelilingnya. Namun sangat disayangkan, karena aku merasa bahwa lintasan tersebut masih terlalu sempit serta kurang lebar bagi para pelarinya, dan mungkin juga dapat menyebabkan benturan antar pelari karena terbatasnya lebar lintasan yang ada.  Tetapi, ada juga sebuah variasi yang menjadi sebuah daya tarik bagiku karena dibuatnya sebuah lahan lompat jauh yang berada di salah satu sudut lapangan tersebut, dan uniknya tempat itu dibuat tepat di bawah sebuah pohon besar yang menaunginya dari panasnya terik matahari, sehingga membuatnya terkesan rindang, alami, dan nyaman.
Dan kebetulan ketika aku meninjaunya, ada dua orang guru kami yang sedang melihat – lihat perkembangan perbaikan lapangan itu. Mungkin mereka sangat senang karena lapangan ini telah menunjukkan perkembangan yang sangat baik daripada lapangan SMA Negeri 1 sebelumnya. Inilah lapangan sekolahku, menarik bukan ???

Oleh   : Andreas Bayu Anggara / X - 8 / 07 

LAPANGAN SMANSSA | Achmad Fikri Syarif X8-01


Kini aku berdiri termenung dengan teman-teman pada Kamis, 6 Oktober 2011 pukul 09.00 WIB. Membawa buku tulis dan pensil di kedua tanganku. Disebelah kanan ku ada teman-temanku dan di sebelah kiri ku terdapat tiang kokoh yang menjadi sandaranku berdiri. Tatapanku lurus kearah timur laut , melihat hamparan lampangan luas nan indah. Sudah sekian lama bendera merah putih tidak berkibar disini. Lapangan sekolahku ini masih dalam proses perbaikan. Terlihat jelas dua tukang menanami rumput gajah, dua tukang menyirami rumput, satu tukang meratakan pasir lapangan yang akan ditanami rumput, tiga tukang yang merapikan tiang bendera, dan ada dua guru yang sedang mengamati proses perenovasian lapangan oleh tukang.
Rumput yang tumbuh masih pendek dan masih jarang. Setiap beberapa meter, terdapat bentangan tali rafia biru entah untuk apa tujuannya. Rencanya sebelum tahun baru rumput-rumput ini akan tumbuh sempurna dan siap dipakai sebagaimana mestinya. Terdapat pasir orange mengelilingi lapangan. Rencananya ini akan digunakan untuk trek lari sebagai salah satu syarat Sekolah Bertaraf Internasional. SMA Negeri 1 Salatiga ini akan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional pertama di Salatiga. Bagian yang lebih luar ada jalan setapak untuk para pejalan kaki yang di paving. Belum lagi ditambah keindahan rumput gajah yang tumbuh indah di gundukan tanah sekeliling tanaman. Semakin majunya SMA kita ini juga harus diseimbangkan dengan keadaan fisik sekolah kita. Kabarnya lapangan SMA Negeri 1 Salatiga yang baru akan diresmikan pada 18 November 2011.

Suasana Lapangan Sekolahku

                                           Suasana Lapangan Sekolahku
Pukul 8.30 aku melangkahkan kakiku keluar kelas menuju lantai dua SMA Negeri 1 Salatiga. Dari atas terlihat jelas sebuah lapangan yang sedang ditanami rumput. Lapangan yang beberapa minggu yang lalu masi dipenuhi debu-debu yang berterbangan ditiup angin kini telah menjadi lapangan yang indah di mana rumput-rumput hijau mulai bertumbuh, pohon yang rindang di depan ruang perpustakaan terasa sejuk dan damai dan beberapa pohon di depan ruang Bimbingan Konseling dihiasi dengan bunga-bunga yang cantik. Itu semua membuat suasana di halaman sekolahku menjadi indah, sejuk dan damai.
Lapangan yang dikelilingi oleh gedung-gedung besar tempat murid-murid SMA Negeri 1 belajar itu tampak sepi dipagi ini. Hanya terlihat dua tukang sedang menyirami tanaman dengan selang berwarna hijau muda dan hijau tua yang membelah lebar lapangan dengan panjangnya serta dua tukang lainnya menanami rumput-rumput kecil yang nantinya akan menghiasi lapangan sekolahku ini. Di lorong-lorong gedung-gedung besar itu terlihat beberapa siswa dan guru sedang lalu lalang dengan  membawa buku-buku yang banyak. Beberapa siswa-siswi juga terlihat terburu-buru karena ingin pergi ke toilet.
Di utara lapangan terlihat segerombolan siswa-siswi sepuluh delapan sedang berbincang-bincang, bercanda tawa serta mengamati lapangan. Di depan kelas sepuluh tujuh juga terdapat beberapa siswi sepuluh delapan yang dengan pede-nya duduk di samping sebuah tong sampah yang sudah dihias dengan cat. Seorang siswi yang duduk di sana juga memperhatikan lapangan  dengan terkagum-kagum, sampai-sampai dia melihatnya dengan melamun disertai wajah yang sangat lucu. Jadi itulah suasana di lapangan baru SMA Negeri 1 Salatiga pada hari kamis 6 Oktober 2001.

Hendrikus Sivan Chrissa Zebua
X8 / 17

Senin, 24 Oktober 2011

Lapangan SMA N 1 Salatiga

          Lapangan SMA N 1 Salatiga memang sedang dalam pembangunan. Lapangan ini dikelilingi oleh jalan setapak yang dipaving dan lintasan lari. Kira-kira ada sekitar 8 tukang yang bekerja. Dua tukang menyirami rumput, dua tukang menanam rumput, 2 tukang membuat tiang bendera, 1 tukang meratakan pasir, dan 1 tukang yang lain sedang membuat jalan masuk lapangan. Ada tanaman yang mengelilingi lapangan yang sebagian besar sudah ditanami rumput yang hijau. Taman itu ditumbuhi oleh pohon-pohon yang bertumbuh indah. Terlihat ada 2 guru yang sedang mengawasi para tukang bekerja dan melihat perkembangan lapangan yang sedang direnovasi ini.
          Penanaman rumput ini bisa dibilang cukup susah. Karena penanaman dilakukan satu per satu. Oleh karena itu tukang-tukang yang menanami harus sabar. Apalagi lapangan seluas itu. Jika saya disuruh menanami rumput seperti itu, saya pun tidak mau.
          Singkatnya, saya yakin lapangan SMA N 1 ini akan menjadi lebih bagus dan kalah dengan sekolah yang lain. Inilah pengamatan saya pada hari Kamis, 6 Oktober 2011 pada jam ke-3 dan 4 yang diampu oleh bu.Uswatun. Saya mengamati di depan kelas X-8 dan saya duduk disamping teman saya yaitu Grace dan Hana. Sekian deskripsi saya. Terimakasih :)



Oleh : Nindya Pramatyaswari / X-8 / 28

Minggu, 23 Oktober 2011

~ Lapangan SMA Negeri 1 Salatiga ~

Inilah pengamatanku tentang lapangan SMA Negeri 1 Salatiga. Tepatnya pada hari Kamis, 6 Oktober 2011 (± pukul 9). Aku berdiri di pertemuan antar dua tangga menuju lantai 2. Aku berdiri menghadap ke arah timur laut. Dibelakangku adalah kelas X-4. Pandanganku sedikit tertutup oleh dedaunan pohon jambu air yang berada di sebelah utara dari tempat dimana aku berdiri.
            Lapangan SMA Negeri 1 Salatiga berbentuk persegi panjang dengan ukuran ± 50×20 meter. Sisi yang lebih panjang ada pada arah tenggara dan barat laut. Sedang yang lebih pendek ada pada arah timur laut dan barat daya. Sebelah timur laut dari lapangan terdapat lahan kosong yang berbatu. Sebelah tenggara dari lapangan terdapat jajaran kelas XI dan sebuah tiang bendera. Sebelah barat daya dari lapangan terdapat perpustakaan dan jajaran kelas X. Sebelah barat laut dari lapangan terdapat kantor BK, ruang multimedia, kantor guru,kantor kepala sekolah, kantor TU, dan kantor piket.
            Unsur utama lapangan ini berselimut pasir, namun separuhnya sedang ditanami rumput. Di sekeliling lapangan utama, ada sebuah jalur dengan lebar ± 1 meter. Jalur tersebut diselimuti dengan tanah berwarna oranye kecoklatan. Di sekeliling jalur ini, terdapat jalan kecil dari paving. Jalan ini mempunyai lebar ± 50cm. Kemudian, sisa lahan di sekitarnya, ditanami rumput gajah dan beberapa tanaman hijau. Juga ada beberapa pohon yang ditanam di lahan tersebut. Di sisi bagian selatan lahan kosong tersebut, terdapat kolam pasir untuk kegiatan olah raga. Kolam pasir tersebut terletak di depan perpustakaan SMA Negeri 1 Salatiga.
            Suasana lapangan pada saat itu cukup tenang. Tentu saja, para siswa dan para guru sedang dalam proses belajar mengajar. Namun, ada para siswa kelas X-8 yang sedang mengerjakan tugas untuk mengamati lapangan di sekitar bagian barat lapangan. Para siswa di bimbing oleh Bu Uswatun yang juga berada di antara para siswa.
            Di lapangan, terdapat seorang pekerja yang menebar dan meratakan pasir sebagai media menanam rumput. Ada juga 2 orang pekerja yang sedang menanam rumput dengan sangat teliti. Ada pula 2 orang pekerja yang sedang menyiram rumput yang baru saja ditanam dengan menggunakan selang air. Di sisi lain, ada 2 pekerja yang sedang mengerjakan tiang bendera yang setengah jadi. Saat itu, ada 2 orang bapak guru yang berjalan di jalur bertanah oranye kecoklatan.
Inilah pengamatanku tentang lapangan SMA Negeri 1 Salatiga. Tepatnya pada hari Kamis, 6 Oktober 2011 (± pukul 9). Aku berdiri di pertemuan antar dua tangga menuju lantai 2. Aku berdiri menghadap ke arah timur laut. Pandanganku sedikit tertutup oleh dedaunan pohon jambu air yang berada di sebelah utara dari tempat dimana aku berdiri. Kuamati lapangan yang nantinya takkan lagi terlihat sama. Lewat kata-kata ini, kan kukenang lapangan SMA Negeri 1 Salatiga pada hari Kamis, 6 Oktober 2011.

Oleh : Florentia Eveline Revita Kusumaningtyas / 14 / X8

Jumat, 21 Oktober 2011

Maman atau Mimin ya?

D
ebora melihat kupu-kupu di taman yang sedang berputar-putar di atas bunga mawar. Dia hanya mengamati tingkah laku kupu-kupu itu yang bolak-balik mencari madu. Lalu, kupu-kupu itu hinggap pada salah satu bunga mawar merah. Angin sepoi menerpa bunga mawar itu dan daun-daun keringnya berguguran. Angin seakan membelai rambut Debora yang tengah termenung sore itu. Walau diterpa angin, kupu-kupu itu masih saja hinggap di atas bunga seakan berpegangan dengan sekuat-kuatnya. ”Corak ungunya indah sekali, belum pernah aku melihat yang seperti itu”,pikir Debora.
          Debora masih duduk-duduk di kursi taman dan masih memikirkan persoalan yang tengah terjadi dalam hidupnya. Walau di tengah keramaian dan orang-orang sibuk berlalu lalang, entah hanya untuk melihat-lihat keindahan taman atau bersantai, ia masih merasa sepi. Dalam hatinya, ia berpikir, “Manakah yang harus aku pilih? Haruskah aku memilih Maman?Ataukah Mimin kembarannya?”
          Debora masih berpikir terus-menerus. Kebisingan kendaraan yang mondar-mandir membuat konsentrasinya semakin pudar. ”Siapa yang pantas yang bisa kuandalkan? Aku tidak membutuhkan rayuan dan pujian-pujian palsu”. Setelah Debora berpikir , akhirnya ia memilih Maman sebagai anggota tugas kelompoknya.



                                                          Nama : Ishug Putri Setia
                                                Kelas / No : X-8 / 19

Kamis, 20 Oktober 2011

PENARI JALANAN JOGJA | Achmad Fikri Syarif X8/01

Mereka menari-nari seperti orang gila ketika kami lewat disana. Para pejalan kaki mondar-mandir melihat tingkah laku mereka. Tepat di lingkungan angkringan Jogja yang tak pernah sepi. Orang-orang, pasti berfikir bahwa mereka sudah gila. Dengan lihai mereka mempertunjukan atraksi atraksi spektakuler seperti sedang menari diatas ombak. Benar-benar pengalaman yang mungkin tidak akan kami dapatkan dimana saja. Apalagi mereka juga memiliki kemampuan yang memadai.
Pakaian para penari jalanan ini tidak serumit para penari biasanya , hanya dengan kemeja kotak-kotak dan celana hitam pendek. Tak heran jika kini mereka menjadi hiburan para penikmat angkringan Jogja. Ternyata penari-penari itu juga mencari nafkah dari tariannya. Setelah penampilannya usai , salah satu dari penari menjulurkan topinya. Tidak lain untuk merayu penonton memberikannya uang.
Setelah merasa cukup dengan uang yang diberikan penonton , mereka tidak hentinya menampilkan aksi yang memukau. Para penonton bersorak-sorai ketika penari itu memainkan kakinya seperti penari hip-hop. Dengan irama yang sama , beberapa penonton mulai masuk ke dalam arus music yang dimainkan penari jalanan tersebut. Sadar atau tidak , ini adalah bakat terpendam para pemuda Jogja yang dimulai dari bawah. Mereka menghibur , mencari nafkah, dan mencari rahmat Illahi.

Rabu, 19 Oktober 2011

Lapangan Sekolahku yang Cantik

            Wajah sekolahku sedang berubah. Lapangan sekolah yang dulu benar-benar berdebu kini sedang ditata rapi. Melalui pintu kelasku, aku dapat melihat perubahan yang terjadi pada lapangan. Bangunan-bangunan yang mengelilinginya menjadi saksi bisu atas perubahan itu, dan andaikan mereka dapat berbicara, mungkin mereka akan mengekspresikan rasa kagum seperti diriku.
            Kadang-kadang aku dan teman-temanku suka mengamati lapangan dari tangga di sebelah utara lapangan sembari menyandarkan diri pada gagang tangga. Lapangan begitu luas, tertutup oleh pasir abu-abu. Di sekelilingnya ada jalur batu bata yang dihaluskan, apabila dilihat dari jauh bagaikan karpet merah. Disamping jalur bata, ada jalan paving mengelilingi sekitar tiga per empat lapangan. Setengah dari lapangan pasir itu telah ditanami rumput. Mungkin sebulan lagi, rumput itu akan terlihat seperti permadani hijau yang mampu menyegarkan mata yang sering menyaksikan kerasnya hidup. Pepohonan, bunga, dan rumput raja yang ditanam rapi di tepi kian mempercantik lapangan, yang memberikan kesejukan udara pada hari itu. Selain itu, di ujung kanan terdapat arena lompat jauh yang berada di bawah rindangnya pohon apel. Hari itu ada beberapa tukang yang sedang mempercantik lapangan. Dua orang sedang menyiram rumput, dua orang menanam rumput, dua orang lainnya sedang membuat landasan tiang bendera di sebelah barat. Selain itu ada dua orang lagi, yang satu sedang meratakan pasir, dan yang lainnya membuat jalan batu.
Ketika aku memandang jauh ke arah selatan, terdapat lahan yang belum dipercantik. Lahan itu merupakan bekas bangunan yang diratakan, dan tumpukan sisa bangunan masih terlihat menggunung di sana. Di dekatnya terdapat empat pohon yang seolah-olah mati, namun mereka masih memiliki harapan untuk hidup dan menghijaukan SMA Negeri 1 Salatiga. Mungkin lahan dan pohon itu seolah-olah menciptakan suasana gersang, namun siapa tahu wajah mereka berubah di masa yang akan datang.

A. Glenn S.
X8/06

Selasa, 18 Oktober 2011

Lapangan Baru


Seperti hari-hari sebelum dan berikutnya, tugas pasti ada disetiap sekolah maupun kehidupan di dunia ini. Bahasa Indonesia, pelajaran yang sering kuanggap remeh tapi menjanjikan, memberiku dan teman-teman sekelasku sebuah tugas. Tak lain adalah mendiskripsikan lapangan yang sedang disempurnakan untuk lebih baik, Indah dan rapi. Aku dan teman disamping kiriku Iwan, Iwan Fatoni namanya dan diantara temanku Wildan, serta teman-temanku yang berada tepat di belakang, depan teras samping kelasku yang di depan mereka ada tumpukan sisa-sisa bangunan dan di sebelah kananku, teman-temanku yang lainnya yang sedang mencari akal pula sambil berdiri di tangga menuju kelas atas, kelas X4 - X6.
            Kami bertiga berjongkok di atas jalan setapak lima puluh senti lebarnya, kira-kira beberapa hari sebelum dibuat tentunya dan tepat diujung sepatuku adalah rumput gajah yang baru dua hari kemarin ditanam dan ditanam diseluruh sisa tanah yang menganggur. Aku menghadap kearah selatan dan terlihat di depan mataku, tiga orang yang sedang menanami rumput, dua orang sedang menyirami rumput lapangan yang berukuran sekitar tujuh puluh kali dua puluh meter luasnya, lima puluh persen hampir selesai ditanami rumput, beberapa orang sedang menyempurnakan nisan tiang bendera, dan seperti sekolah pada umumnya, waktu istirahat ataupun dalam KBM berlangsung pasti ada siswa yang keluar kelas. Mungkin karena ijin ke belakang atau keluar lebih awal karena mudah mengerjakan ulangan  atau jam istirahat setelah kegiatan olahraga atau yang lebih parah lagi adalah memang ingin keluar karena malas dengan pelajarannya, atau juga alasan alasan yang dibuat-buat untuk mengelak.
            Lapangan itu diselimuti pasir, dan kemudian ditanami rumput. Menurut kabar burung sih, 3 bulan depan akan diresmikan dan kami boleh menginjaknya. Penanamannya pun bisa dibilang merepotkan, karena satu per satu rumput-rumput itu ditanam. Lapangan sekolahku itu dikelilingi sebuah lintasan lari yang terbuat dari batu bata yang dihaluskan atau semen merah namanya, sekitar seratus tujuh puluh lima sentimeter lebarnya. Disampingnya terdapat jalan setapak yang kusebutkan tadi. Sebelah ujung utara lapangan atau di sebelah ujung kananku terdapat arena lompat jauh yang teduh karena dipayungi oleh pohon apel yang rindang, mungkin sudah bertahun-tahun lamanya dia berdiri tegak disana. Selain itu di sebelah selatan lapangan ada lapangan lagi sekitar tiga puluh kali sepuluh meter panjang dan lebarnya yang diratakan dengan sisa bengunan yang dirobohkan dan entah menjadi apa esoknya. Kedua lapangan itu menjadi titik hadap antara gedung-gedung yang mengelilinginya dengan pohon-pohon yang cukup lama hidup didepannya.

Mochamad Sadheli
X-8
26