Selasa, 31 Januari 2012

Pengaruh Ponsel Saat KBM

 
                Dizaman yang sudah maju ini tentu banyak orang yang telah mengenal  ponsel. Dengan penjualan ponsel yang sangat murah membuat hampir semua orang mimilikinya terutama para remaja atau siswa. Sebagian dari mereka menggunakan untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar, tetapi ada juga yang menggunakan ponsel untuk hal yang tidak tepat pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
                Para siswa menggunakan ponsel untuk  sumber informasi pembelajaran. Ponsel juga dapat mengurangi  barang bawaan saat ke sekolah, misalnya kamus. Hampir semua ponsel sudah memliki fitur kamus sehingga memudahkan siswa.
                Namun ponsel juga memiliki sisi negatif bagi para siswa. Terkadang para siswa menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan orang lain pada saat KBM berlangsung. Hal tersebut membuat siswa tidak berkonsentrasi pada pelajaran sehingga dapat membuat nilai siswa menurun.
                Selain siswa, sekarang banyak juga guru yang asik menggunakan ponsel pada saat KBM. Seharusnya guru memberikan contoh yang baik bagi siswa. Hal tersebut bisa mempengaruhi siswa untuk menggunakan ponsel.
                Kesimpulannya, baik siswa maupun guru harus bisa lebih dewasa untuk menggunakan ponsel. Jangan menggunakan ponsel untuk hal yang tidak berhubungan dengan pembelajaran saat KBM berlangsung. Kita harus menumbuhkan sifat disiplin pada diri kita masing-masing, karena semua itu bermanfaat bagi diri kita sendiri.
Wildan Haryanto M.P
X-8 / 31

Kamis, 26 Januari 2012

Kantin Kejujuran : Jujur Pasti Mujur

                Pendidikan karakter bisa dilakukan dengan banyak cara. Misalnya saja dengan membuka kantin kejujuran yang saat ini sudah banyak didirikan oleh sekolah-sekolah, mulai dari sd, smp, sma sampai perguruan tinggi. Salah satunya adalah Kantin Kejujuran SMA Negeri 1 Salatiga. Sebenarnya apa tujuan dibuatnya kantin kejujuran? Kantin kejujuran dibuat untuk melatih kejujuran, kemandirian, keadilan, kedisiplinan, serta tanggung jawab seseorang. Hal itu dikarenakan, ciri khas kantin yang semuanya serba self- service. Tidak ada penjaga yang mengawasi. Tidak ada yang akan menerima dan menghitung uang kembalian. Pendek kata, semuanya dilakukan sendiri.
            Ada beberapa keuntungan yang bisa diambil dari didirikannya kantin kejujuran. Pertama, dapat menjadi wadah bagi siswa untuk menanamkan sifat-sifat baik, seperti yang telah disebutkan diatas. Kedua, kantin kejujuran dapat menjadi tempat untuk membentuk prilaku dan kepribadian siswa. Kantin kejujuran memang dirancang untuk melatih kejujuran siswa.
            Kantin kejujuran merupakan sesuatu yang baru.Maka dari itu, dalam pengolahannya pun diperlukan kekreatifitasan sehingga menciptakan suasana kantin yang menyanangkan. Misalnya, penataan kantin dibuat sedemikian rupa sehingga para siswa tertarik untuk membeli barang diisitu. Atau dengan pengadaan barang-barang yang berkualitas dan lengkap tetapi dapat dijangkau oleh kantong pelajar.
            Selain itu, kantin kejujuran juga diperlukan adanya kerja sama antara siswa, guru, maupun kepala sekolah sehingga kantin yang didirikan dapat berjalan dengan baik, mendapat keuntungan, bukannya malah merugi apalagi bangkrut. Tetapi, yang paling penting adalah bagaimana siswa dapat terbentuk karakternya, bagaimana sikap jujurnya. Untung rugi dari segi bisnis seharusnya bukan menjadi hal yang utama.
            Meskipun dalam hal kantin kejujuran di lingkungan tersebut dapat dikatakan sukses, artinya siswa di lingkungan tersebut dapat berbuat jujur, apakah akan tidak ada murid yang mencontek saat ulangan? Apakah akan masih banyak masyarakat yang ditilang polisi karena melanggar peraturan lalu lintas? Apakah akan tidak ada pencurian? Korupsi? Apakah semua orang sudah bertindak jujur? Mari kita koreksi bersama.    
            
 Ishug Putri Setia X-8 / 19


Sudah Bisakah Pelajar Indonesia Memanfaatkan Ponsel?
(Kurniawan Bangkit P X8/22)

Memutuskan untuk memberikan ponsel kepada anak sejak  dini saat ini telah menjadi trand di kalangan masyarakat. Dengan keadaan ini, orang tua beralasan bahwa dengan adanya ponsel, mereka bisa menghubungi anaknya kapan saja dan  dimana saja. Bahkan tidak jarang kita temui ada anak TK yang sudah mahir dalam menggunakan ponsel.  Dilihat dari psikologisnya, sebenarnya pemberian ponsel kepada anak usia dini tidak begitu penting, karena hal itu dapat menurunkan jiwa sosial. Selain itu, bagi pelajar remaja, apakah ponsel itu sangat penting??? 

Keberadaan ponsel memang sangat penting apalagi di kalangan pelajar remaja. Namun, ponsel bukanlah yang terpenting dan ponsel bukanlah segala-galanya. Banyak sekali segi positif yang kita dapatkan dengan keberadaan  ponsel. Contohnya kita bisa menghubungi orang lain dimana saja dan kapan saja dalam kondisi terdesak maupun tidak. Selain itu, ponsel juga bisa digunakan sebagai sarana bisnis, periklanan, dan lain-lain.  Jaman-jaman seperti ini, mayoritas pelajar remaja di Indonesia mempunyai ponsel, atau bahkan semua pelajar telah mempunyainya. Namun, apabila kita tengok lebih dalam lagi, apakah ponsel itu telah digunakan dengan baik??? Atau justru disalahgunakan ???

Memang benar, ponsel itu sangat dibutuhkan, tetapi banyak pelajar remaja yang menyalahgunakan keberadaan ponsel tersebut. Mereka kurang bisa memanfaatkan kesempatan dan tekhnologi yang sudah tersedia. Banyak dari pelajar remaja yang menggunakan ponsel  tempat dan kondisi yang tidak tepat, alias mereka sering menggunakan ponsel saat kegiatan belajar mengajar atau KBM berlangsung. Memang, ada keadaan saat kita harus menggunakan ponsel saat pelajaran, misalnya saja saat kita browsing internet untuk mencari tugas. Tetapi hal ini jarang dilakukan.  Mereka tidak memperhatikan  pelajaran yang sedang diberikan. Jangankan memperhatikan, guru yang berbicara saja tak pernah dihiraukan, karena mereka lebih fokus dan terlalu asik dengan ponsel yang mereka miliki. Dengan fitur-fitur terbaru dan permainan-permainan yang menarik, mereka semakin tertarik untuk menggunakan ponsel. Padahal, pada kenyataannya mereka memiliki banyak waktu di luar sekolah yang memungkinkan mereka untuk menggunakan ponsel sepuas-puasnya. Lalu apa motif mereka menggunakan ponsel saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ???

Kebanyakan dari pelajar remaja menyatakan bahwa alasan dari mereka menggunakan ponsel saat pelajaran berlangsung adalah kebosanan mereka saat mengikuti pelajaran. Mereka  merasa jenuh saat mengikuti pelajaran, apalagi apabila guru hanya menerangkan panjang lebar dan tak tahu apa yang dimaksud. Lalu, sebagian dari mereka beralasan bahwa tidak ada teguran atau sanksi yang tegas kepada siswa yang menggunakan ponsel saat pelajaran.

“ Jujur, saya sering menggunakan ponsel  ketika pelajaran berlangsung karena saya tidak suka dengan  pelajaran itu. Saat guru memergoki saya menggunakan ponsel, guru hanya menegur secara lembut dan tidak ada sanksi atau hukuman yang tegas.” Kata salah satu pelajar SMA.
 
          Menurut para ahli, radiasi dari ponsel sangat berbahaya bagi kesehatan kita, karena dapat merusak saraf-saraf dalam tubuh kita dan saat kita belajar di sekolah, kita menggunakan otak kita untuk berpikir bukan??? Radiasi dari ponsel  yang kita pakai akan mengganggu kerja saraf di otak kita, dan hal ini akan membuat kita tidak busa fokus dan konsentrasi saat kita berpikir dan belajar. Bagaimana ingin pandai, bila kita tak pernah memperhatikan pelajaran karena sibuk dengan ponsel dan saat kita memperhatikan pelajaran, kita tidak bisa fokus karena kerja otak kita terganggu oleh radiasi ponsel.

          Gunakanlah ponsel bila perlu  dan usahakan untuk  tidak menggunakannya saat belajar dan  bahkan menonaktifkannya. Perhatikanlah guru yang sedang mengajar, karena mereka adalah orang tua kita di sekolah. Jika kita belajar dengan sungguh-sungguh, kita akan menjadi orang yang sukses dikemudian hari.  Ingat,  disiplin itu adalah kunci utama kesuksesan.
:)

GBU **

Sistem Poin pada Pendidikan Indonesia (Andreas Bayu A.)


Tanpa kita sadari bahwa Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana berbagai hal yang lama telah kita tinggalkan sebagai sejarah bangsa Indonesia.  Fenomena ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Perkembangan dan perbaikan kurikulum terus dilakukan dalam rangka merelasikan zaman yang terus berkembang sampai saat ini.
Pendidikan pada zaman sekarang mungkin telah berbeda dari yang sebelumnya. Para warga masyarakat telah memiliki pandangan – pandangan sendiri akan hal tersebut. Namun, ternyata perubahan sistem pendidikan ini diikuti dengan karakter bangsa Indonesia yang mulai berubah. Bangsa yang dulu patuh, menghargai, dan hormat dengan peraturan yang ada, kini telah mulai berani dalam menentang hukum tersebut karena sistem demokrasi yang mulai diterapkannya. Hal ini juga berdampak pada sistem peraturan pendidikan di Indonesia. Para siswa – siswi mulai berani menentang dan melanggar peraturan sekolah yang semestinya dipatuhi mereka. Seperti misalnya, membolos saat jam sekolah, merokok, tawuran, bertindak asusila, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, pemerintah telah mencanangkan suatu sistem pendidikan yang berbeda, dimana siswa yang melanggar peraturan akan diberikan poin pelanggaran, dan untuk jumlah tertentu mereka akan dikeluarkan dari sekolah atas dasar sanksi pelanggaran tersebut. Inilah salah satu keistimewaan dari sistem pendidikan Indonesia.
Saat ini, sistem poin telah berlaku hampir di seluruh sekolah Indonesia, baik negeri maupun swasta. Meskipun sebagian dari kita belum memahaminya, sistem ini telah dirasa sangat efektif dan efisien karena bernilai tegas dan tidak memandang bulu. Apalagi sistem poin ini juga dapat membuat predikat dan citra sekolah dipandang baik oleh masyarakat luas. Dengan demikian, para masyarakat terkhusus orang tua murid akan percaya bahwa siswa (anaknya) enggan melakukan hal – hal negatif atau bisa dibilang mereka telah menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar.
Inilah sebuah garis besar mengenai sistem pendidikan Indonesia yang mulai berkembang secara positif dan baik. Juga, sebuah langkah awal yang dilakukan pemerintah guna mencerdaskan kehidupan bangsa yang dilandasi dengan keteraturan hidup yang diharapkan. Maka dari itu, kita sebagai warga masyarakat yang berakhlag, setidaknya harus bisa menerima dan mendukung hal tersebut. Karena dengan dukungan kita, lama – kelamaan sistem ini akan berfungsi secara maksimal dan berguna bagi perbaikan masa depan negara. Tak hanya itu, sistem peraturan ini juga secara otomatis akan memunculkan sebuah kehidupan yang tentram, aman, dan nyaman. 
ANDREAS BAYU ANGGARA
X - 8 / 07

Pentingkah Handphone Disaat KBM?


Pentingkah Handphone Disaat KBM?
Masa kini telah identik dengan Handphone. Semua orang dari kalangan menengah ke bawah hingga kalangan atas pun memiliki HP. Tentu hal ini dikarenakan banyaknya jenis HP dengan beragam harga. Mulai dari Rp 100.000,- hingga Rp 10.000.000,-. ”Zaman gini ‘gak punya Handphone?”  cetus salah satu teman sekelas ku.  Memang benar bila zaman sekarang kita tak memiliki HP kita akan terlihat ketinggalan jaman.  Disamping itu Handphone juga memiliki banyak manfaat untuk hidup kita ini.  Salah satunya adalah untuk berkomunikasi dengan orang yang kita rindukan secara cepat walau terbentang samudra diantara kita dengan orang itu dan masih banyak lagi manfaat HP yang sangat menguntungkan siswa.
Lalu bagaimana bila alat yang canggih itu disalahgunakan oleh siswa?  Misalnya bermain Handphone saat jam pelajaran,  apakah masih menguntungkan untuk siswa?  Hmmm,  pertanyaan itu memuat dua jawaban yang relatif.  Memang disaat guru menerangkan kita tidak boleh seenaknya bermain HP dikelas,  dan bila dilanggar bisa-bisa kita harus membeli HP baru karena HP kita disita oleh guru.  Akan tetapi,  dilain sisi saat pelajaran yang membutuhkan kecanggihan HP itu,  guru juga pasti memperbolehkan kita menggunakan HP. Dipelajaran kimia contohnya,  bila sudah menyangkut masalah hitung-menghitung dengan angka yang tergolong rumit pasti guru akan memperbolehkan siswa menghitung dengan menggunakan kalkulator yang merupakan aplikasi HP.
Namun,  akhir-akhir ini banyak siswa yang menggunakan HP ‘sesukanya sendiri’,  dalam artian ‘tanpa seijin guru’.  Bahkan ada siswa yang tergolong bandel walaupun HP-nya sudah disita tetapi dia tetap saja mengulangi perbuatannya yang salah itu.  Selain itu,  juga terdapat penyalahgunaan HP saat Ulangan,  entah itu UTS,  UAS atau bahkan ulangan harian.  Biasanya siswa menggunakannya untuk berkomunikasi dengan orang lain agar orang itu memberikan jawabannya ataupun untuk mem-browsing bahan tes agar dapat menconteknya.  Sungguh tragis,  sebuah benda yang harusnya menjadikan anak bangsa lebih pandai dan lebih modern malah menjadi suatu benda maksiat yang membuat siswa bertambah bodoh.
Lalu,  apakah sekolah harus membuat peraturan agar siswa tak membawa Handphonenya ke sekolah?  Seharusnya hal itu bisa menjadi solusi seperti yang dilakukan di SD ataupun SMP yang melarang siswanya membawa Handphone ke sekolah.  Akan tetapi,  logikanya bila seorang siswa SMA tidak bisa disamakan dengan siswa SMP apalagi dengan siswa SD,  mereka seharusnya lebih bisa dewasa dan mengunakan HP diwaktu dan tempat yang semestinya.
Jadi,  solusi pada masalah ini ada pada siswa yang bersangkutan.  Mereka seharusnya dapat menempatkan dirinya dimana semestinya mereka berada.  Pola pikir mereka sebagai seorang remaja yang mulai dewasa seharusnya sudah bisa menentukan kapan saja waktu-waktu untuk menggunaan HP,  disaat istirahat misalnya.
Maka dari itu,  jadilah siswa yang pintar mengatur waktu,  dimana kita harus menggunakan HP dan dimana kita tidak boleh menggunakan HP.  Dengan itu kita pasti dapat memperoleh manfaat dari HP itu sendiri.  Bukan untuk mencontek,  bukan untuk bermain saat pelajaran, melainkan sarana komunikasi.
Hendrikus Sivan Chrissa Zebua
X-8
17