Selasa, 18 Oktober 2011

Lapangan Baru


Seperti hari-hari sebelum dan berikutnya, tugas pasti ada disetiap sekolah maupun kehidupan di dunia ini. Bahasa Indonesia, pelajaran yang sering kuanggap remeh tapi menjanjikan, memberiku dan teman-teman sekelasku sebuah tugas. Tak lain adalah mendiskripsikan lapangan yang sedang disempurnakan untuk lebih baik, Indah dan rapi. Aku dan teman disamping kiriku Iwan, Iwan Fatoni namanya dan diantara temanku Wildan, serta teman-temanku yang berada tepat di belakang, depan teras samping kelasku yang di depan mereka ada tumpukan sisa-sisa bangunan dan di sebelah kananku, teman-temanku yang lainnya yang sedang mencari akal pula sambil berdiri di tangga menuju kelas atas, kelas X4 - X6.
            Kami bertiga berjongkok di atas jalan setapak lima puluh senti lebarnya, kira-kira beberapa hari sebelum dibuat tentunya dan tepat diujung sepatuku adalah rumput gajah yang baru dua hari kemarin ditanam dan ditanam diseluruh sisa tanah yang menganggur. Aku menghadap kearah selatan dan terlihat di depan mataku, tiga orang yang sedang menanami rumput, dua orang sedang menyirami rumput lapangan yang berukuran sekitar tujuh puluh kali dua puluh meter luasnya, lima puluh persen hampir selesai ditanami rumput, beberapa orang sedang menyempurnakan nisan tiang bendera, dan seperti sekolah pada umumnya, waktu istirahat ataupun dalam KBM berlangsung pasti ada siswa yang keluar kelas. Mungkin karena ijin ke belakang atau keluar lebih awal karena mudah mengerjakan ulangan  atau jam istirahat setelah kegiatan olahraga atau yang lebih parah lagi adalah memang ingin keluar karena malas dengan pelajarannya, atau juga alasan alasan yang dibuat-buat untuk mengelak.
            Lapangan itu diselimuti pasir, dan kemudian ditanami rumput. Menurut kabar burung sih, 3 bulan depan akan diresmikan dan kami boleh menginjaknya. Penanamannya pun bisa dibilang merepotkan, karena satu per satu rumput-rumput itu ditanam. Lapangan sekolahku itu dikelilingi sebuah lintasan lari yang terbuat dari batu bata yang dihaluskan atau semen merah namanya, sekitar seratus tujuh puluh lima sentimeter lebarnya. Disampingnya terdapat jalan setapak yang kusebutkan tadi. Sebelah ujung utara lapangan atau di sebelah ujung kananku terdapat arena lompat jauh yang teduh karena dipayungi oleh pohon apel yang rindang, mungkin sudah bertahun-tahun lamanya dia berdiri tegak disana. Selain itu di sebelah selatan lapangan ada lapangan lagi sekitar tiga puluh kali sepuluh meter panjang dan lebarnya yang diratakan dengan sisa bengunan yang dirobohkan dan entah menjadi apa esoknya. Kedua lapangan itu menjadi titik hadap antara gedung-gedung yang mengelilinginya dengan pohon-pohon yang cukup lama hidup didepannya.

Mochamad Sadheli
X-8
26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar