Kamis, 15 September 2011

Cintaku Untuk Pembantuku


            Anjingku senang sekali berlari-lari bersama anjing tetanggaku. Mereka terkadang mondar-mandir di sepanjang jalan di depan rumah. Bila terdapat makanan di pinggir jalan pasti anjingku akan memakannya. Makanan-makanan itu bias berupa tulang, roti ataupun nasi yang berada di tong sampah. Walaupun matahari memanggang kulit ataupun udara pagi menusuk tulang, dia tetap berlari-lari. Di suatu minggu pagi yang cerah kuajak dia berkeliling perumahan, dan kami bertemu seorang gadis cantik dan seekor anjing puddle betina dengan bulu kemerah-merahan. Aku pun terpesona dengan wajahnya yang cantik mempesona dan kurasa anjingku juga terpesona dengan bulu anjing betina itu yang cantik.
            Kamipun mendekatinya dan mengajak mereka untuk berjalan-jalan bersama. Dengan tersipu malu diapun mengangguk-angguk. Kamipun berjalan berdampingan yang kupikir sedikit mesra. Tiba-tiba anjingku berlari ke taman, dan anjingnya pun juga mengikuti. Hal ini tidak kusia-siakan, aku mulai mengajaknya berbincang-bincang, mungkin ini bias disebut jatuh cinta pada pandangan pertama.
            Gelang-gelang di tangannya berbunyi gemerincing seakan lonceng surge sedang berbunyi. Sejuk tatap wajahnya membuatku berdebar-debar. Mendengar suaranya, mendengar senandungnya membuatku tak kuasa, tak sanggup untuk menjawab semua kata-katanya. Lalu aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya. Keesokannya, gadis tersebut dating ke rumahku, hatiku sudah berdebar-debar, tapi ternyata dia adalah pembantu baru ibuku, dan ternyata cinta pertamaku adalah pada pembantuku.



Hendrikus Sivan Chrissa Zebua
17 / X8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar