Jumat, 09 September 2011

Suka Duka Hari Ini untuk Hari Esok
Pagi itu Ani sedang bermain – main dengan boneka Barbie kesayanganya. Sedangkan ayah mondar – mandir di teras rumah dengan membawa Koran di tangannya. Setelah beberapa saat, ayah masuk ke dalam rumah dan duduk dir ruang tamu sambil melihat Ani bermain. Tidak lama kemudian, ibu keluar dari kamar dengan berpakaian rapi yang menandakan ibu akan pergi pkk bersama ibu – ibu pkk yang lain yang sepertinya sedang mengetuk pintu rumah. Saat ibu membuka pintu, angin berhembus, seketika Ani melihat keluar dan dia melihat rerumputan yang menari – nari tertiup oleh angin. Setelah berpamitan, ibu dan ibu – ibu pkk yang ternyata gemuk – gemuk itu meninggalkan rumah. Sekitar 200 m dari rumah, tiba – tiba salah seorang ibu terserempet sepeda motor yang ugal – ugalan dan terjatuh.

Ibu – ibu langsung panic dan berlari – lari mencari pertolongan untuk mengangkat ibu tersebut karena ibu tersebut terjatuh kedalam selokan dan kakinya terkilir. Ternyata ada Pak RW dan Pak Rt yang lewat dansegera membantu membawa ibu tersebut        ke puskesmas untuk diobati. Karena ada yang sakit pkknya dibatalkan dan saat    ibuperjalan pulang dari puskesmas, ibu menyempatkan diri ke supermarketdidekat puskesmas untuk melihat – lihat diskon daging impor dari Australi dengan maksud ingin membeli. Saat tiba di supermarket, ternyata diskonya sudah tidak ada. Ibu                              terpaksa membeli daging – daging yang mahal itu.

Karena terpaksa, ibu marah – marah dengan cara berbicara sendiri. Karena ibu merupakan ibu yang tangguh dan kuat ia menendangi kaleng di sepanjang perjalanan menuju ke rumahnya. “Klontang, kluntang, klunting”, itu bunyi kaleng yang ditendangi ibu. Banyak hal yang terjadi hari ini yang menyenangkan ataupun  tidak menyenangkan       . Tetapi ini semua harus kita lalui supaya ada hari  esok, dan hendaknya kita menjalani hari dengan rasa syukur supaya hari – hari lebih terasa indah.





Nama  : Raih Sukma P
No       : 29
Kelas    : X-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar