Kamis, 08 September 2011

REVOLUSI SANG PREMAN


Para preman itu memukul-mukuli setiap orang yang akan lewat dan meminta uang kepadanya. Sambil menunggu korban selanjutnya, para preman itu mondar-mandir di gang tersebut. Banyak orang yang tidak berani melewati gang tersebut. Alasan orang-orang, karena mereka takut dipukuli dan dimintai uang dengan paksa. Mereka juga mengatakan bahwa jika ingin melewati gang tersebut rasanya seperti ingin ditelan oleh ombak besar yang ganas. Karena preman-preman itu benar-benar kejam dan jahat kepada siapa pun yang ingin melewati  gang mereka. Apalagi mereka juga memiliki badan yang besar dan berotot.
Penampilan mereka saat menjadi preman juga didukung dengan pakaian dan celana yang berwarna hitam-hitam. Oleh karena itu, banyak orang yang menghindar jika ingin berpapasan kepada mereka. Karena mereka takut diancam oleh preman-preman ganas itu. Tapi ada juga seseorang yang berani kepada para preman tersebut. Orang itu bernama Andre, para preman sangat patuh kepadanya.
Rumah Andre terletak di ujung gang tersebut. Karena Andre sering bolak-balik melewati gang tersebut dengan membawa gitar, preman-preman itu sering meminta Andre untuk memainkan gitar. Petikan-petikan gitar yang merdu membuat preman-preman itu mau melakukan apa saja yang diinginkan Andre, salah satunya adalah berhenti menjadi preman dan menjadi pengamen. Hari-hari berikutnya, Andre mengajari preman-preman bagaimana cara memainkan gitar. Tidak lama dari hari itu, preman-preman itu tidak lagi mengompas di gang tersebut, melainkan menjadi seorang pengamen di pinggir jalan.
Andreas Bayu Anggara
X - 8 / 07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar