Kehadiran handphone telah merambah dunia sekolah. Banyak pelajar memiliki handphone sebagai bagian dari kehidupannya. Hal itu disebabkan karena handphone berukuran kecil namun dianggap memiliki banyak kegunaan. Harganya yang mampu dijangkau oleh seluruh kalangan pelajar mendorong mereka untuk memilikinya. Mempunyai handphone menjadi suatu prestise tersendiri, sehingga dianggap aneh apabila ada anak SMA yang tidak memiliki barang ini.
Salah satu hal yang mendorong para pelajar memiliki handphone adalah ketika barang tersebut dianggap memudahkan pelajar untuk mencari suatu jawaban dari suatu pertanyaan-pertanyaan tertentu, biasanya yang menyangkut pertanyaan yang sulit dijawab, melalui gadget internet yang tersedia pada beberapa jenis handphone. Hal itu cukup membantu para pelajar yang mungkin sering mengalami kesulitan dalam menenmukan jawaban melalui media buku yang dimiliki atau yang dipinjam di perpustakaan.
Ponsel juga dianggap memberikan hiburan melalui fasilitas yang dimilikinya, seperti media player, kamera, dan games. Hal ini akan membantu pelajar untuk menghilangkan stress setelah belajar selama beberapa jam, membantu menumbuhkan kreativitas melalui musik yang ia dengar, ataupun mengabadikan momen-momen berharga bersama teman-teman, baik di dalam KBM, diluar KBM, seperti saat sedang istirahat. Melalui pengamatan saya sendiri melihat banyak teman-teman di sekolah yang sering mengeluarkan handphone pada jam istirahat, hanya sekadar untuk bermain games. Hal ini menjadi indikator bahwa handphone sudah patut disejajarkan dengan buku pelajaran sebagai kebutuhan vital para pelajar.
Namun, disamping itu memang handphone juga membawa dampak buruk bagi pelajar. Memang harus diakui bahwa handphone dapat membentuk karakter pelajar yang cenderung manja. Manja dalam arti bahwa para pelajar memiliki kecenderungan untuk mengandalkan handphone dalam mencari suatu tugas. Bandingkan dengan zaman dahulu dimana para ahli dan ilmuwan terkenal harus mencari jawaban dari suatu pertanyaan melalui beberapa percobaan sederhana maupun yang rumit. Mereka tidak pernah mengeluh dan selalu semangat dalam melakukan eksperimen. Apabila hal itu terjadi pada para pelajar saat ini, mereka akan cenderung mengeluh dan putus asa, yang membuat mereka lebih senang bermalas-malasan. Tentu hal ini mengkhawatirkan, karena bisa menurunkan etos kerja ketika berkiprah di dunia kemasyarakatan.
Masih mengenai etos kerja, masalah tidak hanya menyorot pelajar, namun juga menyorot pendukungnya, guru. Guru memainkan peran penting dalam setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang mengarahkan pelajarnya agar tidak keliru di dalam menanggapi suatu materi. Namun, andaikata guru lebih suka bermain handphone daripada menjalankan KBM, ini akan berdampak buruk bagi pelajar, seperti terjadinya miskomunikasi terhadap materi yang disampaikan.
Sementara itu, masih banyak pelajar yang melanggar tata tertib sekolah, yaitu menggunakan hp untuk keperluan yang tidak penting selama Kegiatan Belajar Mengajar. Hal itu akan berdampak buruk baginya, karena ia tidak dapat mengikuti pelajaran dengan serius. Tetapi akan lebih buruk lagi ketika hal tersebut menjadi cerminan betapa para pelajar tidak bisa menghormati guru sebagai orangtuanya, sehingga hal itu memang perlu diperhatikan oleh pihak yang bersangkutan.
Oleh karena itu, memang perlu tindakan konkret yang diperlukan dalam mengatasi permasalahan siswa yang ditimbulkan, seperti adanya sanksi yang diberikan bagi pelajar pengguna handphone untuk tujuan yang tidak penting selama KBM berlangsung, ataupun adanya pemberian nasihat oleh para guru mengenai kapan waktu yang tepat untuk menggunakan handphone. Memang hasil yang diterima cenderung relatif, karena semua pihak tidak bisa mengubah sifat dasar dari setiap pelajar, yaitu kesadaran yang timbul dari dalam hati, akan tetapi, hal itu sudah cukup baik untuk menunjukkan bahwa sekolah memang memperhatikan perkembangan para pelajar.
Jadi, menurut saya handphone boleh dibawa ke sekolah karena menyangkut beberapa kebutuhan para pelajar, tetapi jangan sampai melanggar peraturan-peraturan sekolah yang telah ada dan disepakati dan jangan sampai merugikan diri sendiri.
Aloysius Glenn S.
X8/06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar